Ini bukan candaan. Tentang yang di atas, pembangunan Tugu Kuntilanak memang benar-benar tengah diwacanakan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat kepada Pemerintah Kota Pontianak. Artinya, tak menutup kemungkinan maskot baru yang bakal “menandingi” kepopuleran Tugu Khatulistiwa itu akan terwujud nyata.
Jangan dulu berkomentar, karena ada asap pasti ada api. Ada usulan pasti ada alasannya. Wacana ini memiliki tujuan positif, pastinya, yaitu untuk menarik wisatawan lokal maupun mancanegara. Dengan adanya fenomena Tugu Kuntilanak yang unik dan tak biasa, Pemerintah Provinsi berharap Pontianak nantinya menjadi destinasi wajib kunjung para wisatawan. Tak cuma dalam lingkup nasional, tugu ini nantinya bisa tenar sampai ke negeri tetangga.
Orang akan bertanya-tanya asal nama Pontianak, yang kalau ditelusuri berawal dari mitos hantu kuntilanak, sehingga kalau dibangun Tugu Kuntilanak maka orang pasti ramai-ramai mau berfoto,” terang Kartius, Asisten III Setda Kalbar, Jumat (29/03) lalu kepada Antara. Kartius pun mengibaratkan nantinya Tugu Kuntilanak akan menjadi seperti Tugu Kucing di Sarawak. Atau, mungkin seperti Patung Singa yang kalau belum melihat langsung dan berfoto di sana, sama artinya belum sah datang ke Singapura.
Pontianak berdiri pada 23 Oktober 1771 Masehi, diawali dengan kedatangan rombongan Syarif Abdurrahman Alkadrie yang mendapat gangguan hantu kuntilanak dan hal-hal berbau mistis lainnya saat membuka hutan di persimpangan tiga sungai—Landak, Kapuas Kecil, dan Kapuas—untuk mendirikan balai. Karena itulah, balai tersebut kemudian diberi nama Pontianak. Setelah 11 tahun tinggal di Pontianak, tahun 1192 Hijriah, Syarif Abdurrahman Alkadrie pun dinobatkan sebagai Sultan I Pontianak.
Jelas bukan, kalau kita menilik ke belakang, asal-muasal nama Pontianak tak lepas dari mitos kuntilanak itu sendiri, sehingga pembangunan tugu ini memang masih berhubungan dengan sejarah, dan ciri khas Pontianak. Dan menilik dari segi bisnis, keuntungan di depan mata, mengingat masyarakat kita masih sangat antusias dengan segala hal berbau mistis. Tak percaya, lihat saja heboh dukun santet yang sampai sekarang masih hangat. Yang belum jelas adalah soal perwujudannya.
“Kalau orang susah menampilkan bagaimana rupa atau bentuk kuntilanak tersebut, seperti wajah saya juga tidak masalah," tutup Kartius, bercanda. Sekadar berwacana, pihak pemerintah bahkan masih belum menemukan solusi eksekusinya. Apa akan menyeramkan? Belum tentu, tergantung bagaimana seniman patung mempresentasikannya, kalau benar-benar akan direalisasikan. Namun, satu yang pasti, satu cerita mistis pasti akan mendampingi berdirinya tugu semacam ini. Semoga tak malah menjadi tempat pemujaan anyar, atau media bagi masyarakat untuk lebih tenggelam dalam dunia klenik. Zaman sudah modern.