Jumat, 24 Agustus 2012
Hujan adalah endapan air di udara yang jatuh kepermukaan bumi. Proses terjadinya hujan selalu di awali dengan terbentuknya awa, yaitu perubahan uap air di udara menjadi butir – butir air atau es karena proses kondensasi atau pengembunan. Namun, tidak semua awan mendatangkan hujan meskipun mengandung cukup air. Butir – butir air yang membentuk awan memiliki diameter antara 0.0014 mm – 0.035 mm, sangat kecil dan ringan sehingga meleyang – layang di udara. Berdasarkan teori benturan, butir – butir air di dalam awan berbenturan satu sama lain sehingga menyebabkan butiran – butiran tersebut bersatu bertambah berat dan dapat mencapai diameter 0.5 mm, dan karena gaya beratnya jatuh ke bumi sebagai hujan.
Berdasarkan proses terjadinya, jenis hujan terdiri dari :
· Hujan Orografis:
Peranan topografi terhadap terjadinya hujan amat besar. Angin yang banyak membawa uap air ketika melewati gunung dan pegunungan, mendaki lereng dan makin tinggi udara bergerakk ke atas, maka uap air yang dibawanya mengalami pengembunan atau kondensasi dan berubah menjadi titik – titik air yang semakin banyak akhirnya menimbulkan hujan pada lereng yang menghadap kearah datangnya angin tersebut. Angin akan bertiup terus melewati puncak dan menuruni lerenf, akan tetapi angin ini tidak lagi membawa uap air, sehingga di lereng yang membelakangi arah datangnya angin tidfak turun hujan. Lereng yang membelakangi arah angin tersebut dinamai daerah bayangan hujan.
• Hujan Konveksi:
Hujan koveksi ( zenith ) terjadi pada siang hari sehingga disebut hujan tengah hari. Pada siang hari ketika udara cerah, terjadi pemanasan yang tinggi terhadap permukaan bumi. Akibatnya udara mengembang dan bersama-sama uap air naik secara vertikal ke atas dan proses berlansung sangat cepat. Uap air yang naik ke atas mengalami pendinginan dan berubah menjadi titik - titik air (pengembunan) yang mengakibatkan turunnya hujan.
• Hujan Frontal:
Hujan frontal terjadi berawal dari udara yang lebih hangat menjadi lebih ringan dan cenderung berada di atas udara yang lebih dingin. Udara dingin mengangkat udara yang lebih hangat. Udara yang lebih hangat terangkat kemudian mengembang dan mendingin.Dalam proses pendinginan akan terbentuk titik – titik air, yaitu awan. Setelah titik – titik air itu mengalami kejenuhan akhirnya jatuh dan terjadilah hujan frontal. Pada umumnya hujan frontal terjadi di daerah lintang sedang dimana udara bergerak dari daerah bertekanan tinggi ( kutub ) bertemu dengan udara dari zona tekanan rendah, yaitu dari daerah subtropics.
• Hujan Buatan:
Perkembangan teknologi dibidang meteorologi, telah memberikan kemampuan kepada manusia untuk membuat hujan buatan. Hujan buatan dilakukan dengan cara menaburkan bahan kimia berupa Argentiuman lodida atau bahan pendingin seperti es kering kedalam awan untuk mempercepat proses pembentukan awan. Hujan buatan sering dilakukan pada musim kemarau panjang atau pada kebakaran hutan yang luas, seperti kebakar hutan yang pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1997 yang asapnya menyebar sampai kenegara tetangga.
Berdasarkan bentuknya, jenis hujan terdiri dari :
• Hujan es:
Hujan Es sering juga disebut hujan batu, yaitu hujan yang disertai dengan butir – butir es yang berjatuhan ke bumi. Huajn es terjadi karena arus udara yang banyak mengandung uap air bergerak secra vertikal mencapai lapisan udara yang sangat tinggi, sehingga suhu udara turun di bawah 0 c. Akibat proses tersebut, amaka uap air yang terkandung di udara berubah secara cepat menjadi kristal – kristal es, dan jatuh ke bumi sebagai hujan es. Sebagian dari kristal – kristal es tersebut telah mencair sebelum mencapai permukaan bumi, oleh karena itu hujan es sering diiringi dengan hujan lebat pada siang hari, tetapi berlangsung dalam waktu yang singkat.
• Hujan Salju:
Salju ialah kristal – kristal es yang halus, teerbentuk dari uap air yang mengalami pendinginan sampai dibawah titik beku 0 c salju ini kemudian jatuh ke permukaan bumi, tetapi tidak sempat mencair karena suhu di permukaan bumi sangat dingin, biasanya kurang dari 5 c. Hujan salju sering terjadi di daerah kutub, di daerah beriklim sedang pada musim dingin dan dipuncak – puncak gunung yang tinggi. Di Indonesia hujan salju terjadi.
• Hujan Rintik – Rintik
• Hujan Asam
Label: materi dari Bu Dra. Agustita
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar