Senin, 18 November 2013

10 Hal Terburuk Bekerja di Google

Mendapatkan pekerjaan di Google pasti sangat luar biasa, betul? Tapi nyatanya banyak karyawan Google yang juga menyebutkan hal terburuk bekerja di Google. Dengan gym, laundry, salon, kolam renang, video game dan gaji yang luar biasa, ternyata masih tidak cukup untuk membuat semua karyawan senang. Berikut 10 hal terburuk bekerja di google.

Semua ini didapatkan dari sebuah thread di Quora, yang mendiskusikan mengenai hal-hal terburuk apa saja terjadi pada saat bekerja di Google. Thread inipun dijawab oleh mantan karyawan dan juga karyawan yang masih bekerja di perusahaan raksasa teknologi ternama ini.

1. Semua orang terlalu kompeten



Salah satu hal terburuk bekerja di Google adalah banyak orang atau bahkan dapat dibilang semua orang terlalu kompeten. Google mempunyai standard yang sangat tinggi karena brand, gaji, serta budaya kerja di dalamnya. Sebagai akibatnya, setiap karyawan sangatlah kompeten bahkan pada jabatan yang rendah.

Seorang manta karyawan Google mengatakan, bahkan pada jabatan ayng rendah sangatlah susah untuk mendapatkan promosi. Pada saat dirinya keluar dari Google, atasannya luar biasa, rekannya luar biasa, atasan dari atasannya luar biasa, dan rekan atasannya juga luar biasa.

2. Kebanyakan engineer-nya sombong



Karena standar Google yang sangat tinggi dan berada di atas rata-rata, banyak engineer atau karyawan Google yang percaya bahwa ia lebih baik daripada rekannya. Setiap orang sangatlah sombong, dan tidak tertarik mendengarkan opini orang lain kecuali jika orang itu memang adalah seseorang yang dianggap 'Dewa' di Google. Sangatlah susah untuk mendiskusikan sesuatu kecuali jika ia adalah teman Anda.

3. Google merupakan perusahaan yang sangat besar dan pekerjaan dapat membosankan.



Kebudayaan kerja Google bukan lagi dalam lingkup start-up. Jika Anda bekerja pada project yang tepat dan berada di jalur yang benar maka promosi mungkin terjadi. Sayangnya, sebagai individual sangatlah susah untuk memberikan sedikit saja dampak ke Google.

Kecuali jika Anda adalah seorang engineer ahli dan berbakat yang benar-benar bisa menciptakan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya, maka Anda adalah seorang pria/wanita yang diibaratkan seperti seseorang yang tugasnya hanya memberi oli ke sebuah mesin agar ia dapat berjalan dengan baik — hanya bertugas menjalankan bisnis Google yang telah ada. Bahkan seseorang mengatakan ia merasa dirinya yang bekerja di AdWords dapat diibaratkan seperti seorang tukang sapu di sebuah universitas.

4. Manajemen menengah yang buruk



Beberapa manajer Google tidak menghargai apa yang disebut aspek kemanusiaan dalam tenaga kerja mereka. Inilah salah satu hal terburuk Google dimana para manajer ini hanya melihat nilai atau laporan yang mereka inginkan dan tidak melihat hal-hal di luar itu. Mereka tidak mengerti bagaimana mendorong dan menjadi inspirasi dari tenaga kerja tersebut, dan terlalu mengandalkan nama dan reputasi Google yang melaksanakan hal tersebut.

Ini sangatlah ironis karena dari puluhan ribu karyawan dan engineer Google yang setiap orangnya sangat kompeten, harusnya ada pertimbangan mengenai bagaimana sebuah kepemimpinan diterapkan dalam budaya kerja ini.

5. Fasilitas luar biasa tidak selalu positif



Masyarakat dunia dan Internet sudah sangat mengenal Google sebagai sebuah lingkungan kerja dengan berbagai fasiltias dan kebudayaan yang sangat menggoda. Seperti contohnya adalah makanan gratis, gym, kolam renang, salon, video game dan gajinya. Ironisnya adalah fasilitas-fasilitas ini bukan menyemangati semangat kerja Anda, melainkan memberikan tekanan pada semangat itu sendiri.

Salah seorang anonim di Thread quora ini mengatakan selama dirinya bekerja di Google, ia telah naik 18 kilo karena makanan gratis yang dimakannya saat ia sedang bosan atau berpikir. Di sisi lain, koleganya turun 20-30 kilo karena fasilitas gym yang luar biasa. Bayangkan berapa lama waktu yang dihabiskan menggunakan fasilitas itu untuk naik atau turun berat badan sebanyak itu.

6. Janji yang tidak jelas



Jika Anda memang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan di Google, negosiasilah sebisa mungkin, menuntutlah sebisa mungkin, dan pastikan semuanya benar-benar tertulis. Google banyak sekali membuat janji-janji yang tidak terlalu jelas dan sepertinya tidak menepati janji-janji tersebut.

7. Budaya kerjanya tidaklah dewasa



Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, fasilitas yang luar biasa tidak berarti selalu positif. Ini dapat diibaratkan orang-orang yang bekerja di Google adalah anak kecil. Mereka minum sepanjang hari, selalu berbicara, bermain game dan yang menyebabkan hal ini menjadi lebih buruk lagi adalah karena mereka hanya sedikit bekerja atau bahkan tidak bekerja.

Orang-orang yang ditemui di luar Google selalu bertanya-tanya bagaimana rasanya kerja di Google. Sayangnya yang mereka tanyakan adalah fasilitas, keuntungan, dan gajinya bukan budaya kerja nyata yang seharusnya mereka lihat terlebih dahulu.

8. Pekerja sementara tidak dihargai



Kita tahu bahwa dalam sebuah perusahaan pasti ada saatnya masuk karyawan lain dengan status magang, pekerja sementara atau freelance. Mereka yang bekerja penuh-waktu (full-time) dan benar-benar karyawan di Google sangatlah sombong dan tidak menghargai karyawan yang tidak memiliki status sama dengan mereka. Mereka beranggapan bahwa karyawan-karyawan ini lebih rendah atau inferior dibandingkan mereka dalam hal mental dan moral.

9. Teknik yang di atas rata-rata, tapi bukan dalam desain



Tidak cukup fokus pada desain produk dan visual. Ini mengarah ke banyak pembatalan atau menghasilkan produk-produk yang setengah jadi, seperti Wave, Google Vido, Buzz, Dodgeball, Orkut, Knol, dan Friend Connect. Terlalu banyaknya fokus pada kemampuan teknik yang mengarah ke pure engineering.

10. Ruang kantor dapat terlalu kecil



Seperti kebanyakan perusahaan, tentu Google juga memiliki birokrasi atau hierarkinya sendiri dan walaupun Anda dapat berasa seperti bekerja di startup, keseringan Anda juga dapat berakhir pada sisi negatif birokrasi tersebut tanpa ada keuntungan yang berarti. Beberapa hal negatifnya adalah jam kerja yang panjang, pekerjaan yang melelahkan dan khususnya ruang kantor yang dapat terlalu kecil.

Ruang kantor yang kecil ini terdapat di salah satu dari 4 bangunan 'kampus utama' dimana ruangan itu sangatlah sempit. Tidaklah normal untuk melihat 3-4 karyawan dalam 1 kubus kerja atau beberapa manajer yang membagi bersama 1 kantor. Terlebih lagi dengan berbagai fasilitas seperti games, TV, pembicaraan teknologi, dan fasilitas lainnya sulit untuk mendapatkan tempat yang tenang.

0 komentar:

Posting Komentar