Rabu, 09 Januari 2013
Isyarat Rasulullah SAW Di Sinilah Tempat Turunnya Nabi Isa Alaihis Salam
Diposting oleh ochaaZSM di 07.42
Dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim terdapat riwayat  dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu dimana Rasulullah saw.  bersabda,
“Pada malam aku diisra’kan, aku bertemu Nabi Musa. Baiklah  aku jelaskan cirinya. Ternyata dia adalah seorang lelaki jangkung—maksudnya  tinggi—, (rambut) kepalanya berombak, seperti orang dari Syanu’ah. Rasul  bersabda, ‘Dan aku bertemu pula Nabi Isa. Baiklah aku jelaskan cirinya. ‘Lalu  beliau katakan, ‘ Aku lihat dia (berkulit) kemerahan, seolah-olah dia baru  keluar dari ‘dimas’—maksudnya kamar mandi.’”
Dan menurut riwayat Al-Bukhari dari Ibnu Umar  Radhiyallahu  Anhu, Rasulullah saw. bersabda,
“Aku melihat Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Ibrahim. Adapun  Isa (berkulit) kemerahan, (berambut) keriting dan berdada bidang. Adapun Musa  (berkulit) sawo matang, berperawakan tinggi-besar, berlambut lurus seperti orang  Zuth.”
Sedang menurut riwayat Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu  Umar Radhiyallahu Anhu, bahwa dia berkata, “Pada suatu hari Rasulullah saw.  menceritakan tentang si picak Dajjal di tengah orang banyak, beliau  bersabda,
“Sesungguhnya Allah itu tidak picak. Ketahuilah bahwa si  Picak Dajjal itu cacat mata kanannya. Matanya bagaikan anggur yang mengapung (di  atas air). Allah memperlihatkan kepadaku dalam mimpi di sisi Ka’bah seorang  lelaki berkulit sawo matang dengan warna yang paling indah yang pernah dilihat  pada kulit siapapun. Dia biarkan ujung rambutnya terurai antara kedua pundaknya.  Rambutnya berombak, kepalanya (seolah-olah) meneteskan air. Dia letakkan kedua  tangannya di pundak dua orang lelaki sambil berthawaf mengelilingi Ka’bah. Maka  aku bertanya, ‘Siapakah ini?’ Mereka menjawab, ‘Al-Masih Putra Maryam.’ Dan di  belakangnya aku melihat seorang lelaki berambut pendek-keriting, cacat mata  kanannya, sangat mirip dengan Ibnu Qathan. Dia meletakkan kedua tangannya di  pundak seorang lelaki sambil berthawaf mengelilingi Ka’bah. Maka aku berkata,  ‘Siapakah ini?’ Mereka menjawab, ‘Si Picak Dajjal.’”
Hadist ini ada mutabi’nya diriwayatkan oleh  ‘Ubaidillah dari Nafi’.
Al-Bukhari meriwayatkan pula dari Salim, dari ayahnya, dia  berkata, Tidak, demi Allah. Rasulullah saw. tidak mengatakan Nabi Isa itu  berkulit merah, tetapi beliau mengatakan:
“Ketika aku tidur, aku (bermimpi) thawaf di sekeliling  Ka’bah. Tiba-tiba aku melihat seorang berkulit sawo matang, berambut lurus,  berjalan pelan diapit dua orang lelaki. Kepalanya (seolah-olah) meneteskan air.  Maka aku bertanya, ‘Siapakah ini?’ Mereka menjawab, ‘Inilah Al-Masih Putra  Maryam.’ Lalu aku pergi sambil menoleh. Tiba-tiba aku melihat seorang berkulit  merah, berperawakan tinggi-besar, berambut keriting, mata kanannya cacat,  matanya bagaikan anggur yang mengapung (di atas air). Aku bertanya, ‘Siapakah  ini?’ Mereka menjawab, ‘Dajjal.’ Orang yang paling mirip dengannya adalah Ibnu  Qathan.”
Kata Az-Zuhri, “Ibnu Qathan adalah seorang lelaki dari  kabilah Khuza’ah, meninggal pada masa Jahiliyah.”
Dalam riwayat An-Nawwas bin Sam’an, Rasulullah saw.  bersabda,
“Nabi Isa akan turun di menara putih sebelah timur kota  Damaskus, mengenakan dua baju berwarna tanah merah, meletakkan kedua telapak  tangannya pada sayap dua orang malaikat. Apabila dia menundukkan kepala, maka  (seolah-olah) meneteskan air, dan apabila mengangkat kepala, maka (seolah-olah)  berjatuhanlah tetesan-tetesan itu bagai manik-manik mutiara. Dan tidak ada  seorang kafir pun yang mencium bau nafasnya melainkan mati. Padahal nafasnya  sejauh matanya memandang.”
Inilah hadist yang paling mahsyur tetnatng tempat turunnya  Isa Al-Masih, yaitu di atas menara putih timur kota Damaskus. Namun dalam sebuah  kitab ditemui juga, bahwa Nabi Isa as akan turun di menara putih sebelah timur  Masjid Jami kota Damaskus.
Barangkali riwayat inilah yang dihapal dengan baik  (mahfuzh). Sedang riwayat yang mengatakan “bahwa beliau turun di menara putih  timur kota Damaskus,” itu merupakan ungkapan yang telah berubah, yakni  ungkapan yang oleh perawinya diucapkan menurut apa yang dia pahami. Karena  kenyataannya, di Damaskus tidak ada menara yang disebut “Al-Manarah  Asy-Syarqiyah” (Menara Timur) selain menara yang terletak di sebelah timur  Masjid Jami Umawi.
Dan agaknya pengertian inilah lebih pas dan cocok,  karena  ketika turunnya Nabi Isa itu iqamat telah dikumandangkan. Maka seseorang  mempersilahkan beliau: “Wahai imam kaum muslimin, wahai Ruh Allah,  majulah.”
Lalu beliau menjawab: “Majulah kamu, karena iqamat ini  dikumandangkan untukmu.” Dan dalam riwayat lain dikatakan: “Sebagian kamu  adalah pemimpin atas sebagian yang lain.”
Sekarang ini, bangunan menara tersebut telah direnovasi  pada tahun 741 H, menggunakan batu-batu putih. Pembangunannya dilaksanakan atas  biaya orang-orang Nasrani, yang telah membakar menara sebelumnya di tempat  itu.
Barangkali ini pun salah satu bukti kenabian Muhammad saw.  yang tampak dengan mata kepala dimana Allah menakdirkan pembangunan menara ini  atas biaya kaum Nasrani sampai dengan turunnya Nabi Isa bin Maryam kelak. Lalu  beliau akan membunuh babi, mematahkan salib, tidak menerima upeti dari  mereka.
Tetapi barangsiapa yang masuk Islam, maka diterima  Islamnya. Dan kalau tidak, maka dibunuh. Begitupun hukum yang akan beliau  putuskan terhadap orang-orang kafir di belahan bumi yang lain pada waktu itu.  Demikianlah di antara pemberitahuan mengenai apa yang akan dilakukan Isa  Al-Masih dan syariat yang diterapkannnya, yaitu bahwa yang akan beliau  laksanakan tak lain adalah syariat Islam yang suci ini.
“Alhamdulillah, terima kasih ya Allah engkau jadikan kami  lahir dalam keadaan Islam dan wafatkan juga kami dalam keadaan Islam. Amin ya  Rabbal Alamin….”
Wallahu ‘alam bissawab..
sumber : indoking.blogspot.com
				Subscribe to:
				
Posting Komentar (Atom)



0 komentar:
Posting Komentar