Minggu, 30 September 2012
Daftar Isi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang …………………………………………………… 1 1.2 Maksud dan Tujuan ………………………………………….......... 2 1.3 Dasar Teori ………………………………………………………...2 II. ISI 2.1 Tema Kegiatan ……………………………………………………. 3 2.2 Macam Kegiatan ………………………………………………… . 3 2.3 Peserta ……………………………………………………………. .3 2.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ………………………………… . 4 2.5 Susunan Kepanitiaan ……………………………………………. . 4 2.6 Estimasi Biaya ……………………………………………………..5 III. PENUTUP 3.1 Penutup………………………………………………………... 8 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita mengetahui bahwa perkembangan seni lukis di Negara ini sangatlah pesat berbagai jenis lukisan baru bermunculan dimana-mana, ,mereka berlomba menunjukan keunggulan dari setiap lukisan yang mereka temukan. Maka dari itu kita harus bias melestarikan lukisan tradisional. Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik. Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi, dimensi datar). Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan objek-objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya. 1.2 Maksud dan Tujuan Tujuan yang hendak di capai dari pergelaran ini adalah: 1.Memotivasi pembentukan sikap terhadap lukisan tradisional. 2.Untuk mempertahankan semangat kebudayaan nusantara khususnya di bidang seni lukis. 3.Untuk mengembangkan semangat dalam pengembangan lukisan tradisional. 4.Untuk menambah kekreatifan siswa dalam melaksanakan suatu pergelaran yang menarik. 1.3 Dasar Teori Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika. Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni atau seni murni, kriya, dan desain. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan kemudahan produksi. Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam bahasan visual arts. Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar. Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan. Sejarah seni lukis di Indonesia Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia. Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini. Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa. Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah "kerakyatan". Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi. Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda. Perjalanan seni lukis Indonesia sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh berbagai benturan konsepsi. Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif atau seni kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan “Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi. II. ISI 2.1 Tema Kegiatan “Dengan pergelaran “Seni Lukis Tradisional” kembangkan semangat lukisan sebagai identitas bangsa lewat apresiasi yang kreatif.” 2.2 Macam kegiatan ~ Pameran Seni lukis ~ Hiburan 2.3 Peserta Dalam pergelaran ini, kami turut mengundang: -Bapak Walikota Kota Jawa Barat atau yang mewakili 1 orang -Bupati Subang Tengah atau yang mewakili, 1 orang - Pejabat-Pejabat Pemerintahan Kota Subang dan Ajkarta, 10 orang - Para Donatur/sponsor pergelaran, 6 orang - Kepala Sekolah dari setiap sekolah dan SMPN Satu Atap 1 Kalijati, 6 orang - Guru-guru dan Staf Tata Usaha SMPN Satu Atap 1 Kalijati, 40 orang - Perwakilan dari Setiap sekolah di Kota Subang, 6 orang - Seluruih siswa SMPN Satu Atap 1 KaliJATI. 800 orang - Undangan dari band 10 orang Jumlah 880 orang 2.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pergelaran dilaksanakan pada: Hari dan tanggal : Sabtu,20 Juni 2018 Waktu : 08.00 sampai dengan selesai Tempat : Subang Lapangan Bintang 2.5 Susunan Kepanitiaan Ketua Panitia : Ober Sindezca Sekretaris : Ulises EsterLina Bendahara : Nurintan P Seksi •Seksi Dana : Nurintan P •Seksi Penata Teknis : Irvan Desdodo ginting •Seksi Akomodasi : Dodi Pratama •Seksi Dekorasi : Yurlin Hondro •Seksi Dokumentasi : Najmi Ariady •Seksi Konsumsi : Riris •Seksi Peralatan : Carolus F.C .N •Seksi Keamanan : Boris Frans •Seksi perlengkapan : Cintya M 2.5 Estimasi Biaya PEMASUKAN Seksi Dana Osis Rp. 5.000.000,- Iuran perorangan Rp. 4.000.000,- Donatur orang tua siswa: - Kelas X Rp. 5.000.000,- - Kelas XI Rp. 8.000.000,- - Kelas 3XII Rp. 3.000.000,- Kepala Sekolah Rp. 5.000.000,- Guru dan staf pegawai Rp. 8.000.000,- Sponsor - Telkomsel Rp. 10.000.000,- - Teh botol sosro Rp. 5.000.000,- - Aqua Rp. 10.000.000,- - Axis Rp. 5.000.000,- - Dinas Pendidikan Rp. 10.000.000,- - Dinas Kebudayaan Rp. 15.000.000,- Jumlah Rp.. 9.300.000,- PENGELUARAN Seksi Konsumsi 1. Selama Latihan 2 kali pertemuan Perincian Biaya Latiahan Pertama : - Pemilihan lagu - Aqua 2 kotak Rp. 50.000,- - Roti 25 bungkus Rp. 50.000,- - Mengaransemen lagu - Aqua 2 kotak Rp. 50.000,- - Roti 30 bungkus Rp. 60.000,- - Membaca Not - Aqua 2 kotak Rp. 50.000,- - Roti 25 bungkus Rp. 50.000,- - Makanan Selingan Rp. 40.000,- Latihan Kedua : - Mempelajari syair lagu - Aqua 1 kotak Rp. 25.000,- - Roti 25 bungkus Rp. 25.000,- - Buah-buahan Rp. 15.000,- - Gladi bersih - Aqua 2 kotak Rp. 50.000,- - Roti 50 bungkus Rp. 50.000, - Selingan Rp. 25.000,- 2.Konsumsi acara puncak Makanan -Nasi kotak Siswa (Rp.10.000,- x 800 orang) Rp. 8.000.000,- Guru (Rp. 15.000,- x 40 orang) Rp. 600.000,- Undangan (Rp.17.500 x 30 orang) Rp. 525.000,- Pemain (Rp.15.000 x 5 orang) Rp. 75.000,- Dan lain-lain (Rp.10.000 x 10 orang) Rp. 100.000,- Minuman - Aqua Gelas untuk siswa (Rp.500,- x 800 orang) Rp. 400.000,- - Aqua botol untuk guru ( Rp. 2.500,- x 40 orang) Rp. 100.000,- - Sosro untuk undangan (Rp.2.500,- x 30 orang) Rp. 75.000,- Makanan Selingan - Buah-buahan Rp. 870.000,- - Lain-lain Rp. 100.000,- Jumlah Rp.11.435.000,- Seksi Dekorasi - Bunga panggung Rp. 500.000,- - Taplak Meja 10 buah Rp. 300.000,- - Bunga Meja 10 buah Rp. 250.000,- - Latar panggung Rp. 500.000,- Jumlah Rp.1.550.000,- Seksi Keamanan - Polisi 10 orang Rp. 2.500.000,- - Tukang parker 2 orang Rp. 400.000,- + Jumlah Rp. 2.900.000,- Seksi Akomodasi 1. Transportasi - Selama latihan Angkot Rp. 10.000,- pulang pergi, 10 x pertemuan Rp. 100.000,- 2.Transportasi bus saat acara puncak 1 x pertemuan x Rp. 750.000,- 3.Promosi - Spanduk 3 lembar x Rp. 350.000,- Rp. 1.050.000,- - Surat Undangan Siswa Rp.1.000,- x 800 orang Rp. 800.000,- Guru Rp. 1.500,- x 40 orang Rp. 60.000,- Undangan Rp. 20.000,- x 30 orang Rp. 60.000,- Jumlah Rp. 2.820.000,- Seksi Peralatan 1. Sound System Rp.200.000,- x 8 buah Rp. 1.600.000,- 2. Sewa 7 alat band yang terdiri dari - Keyboard 1 buah Rp. 750.000,- - Dram set 1 buah Rp. 500.000,- - Gitar Listrik 2 buah Rp. 500.000,- - Mic 5 buah Rp. 500.000,- - Alat Sederhana: Maracas, botol, Pianika, gitar, Gendang Rp. 500.000,- - Tape 1 buah Rp. 150.000,- 3. Teknisi Rp. 500.000,- Jumlah Rp. 4.100.000,- Seksi Penata Teknis 1. Lampu sorot 3 buah Rp. 4.500.000,- 2. Lampu untuk penonton 18 buah Rp. 450.000,- 3. Kursi - Siswa 800 orang Rp. 8.000.000,- - Guru 40 orang Rp. 8.000.000,- - Undangan 30 orang Rp. 3.000.000,- - dan lain-lain (polisi, tukang parkir, pemain) Rp. 400.000,- 4. Taratak - 1 buah ukuran 5x10 m (Ruang ganti) Rp. 7.500.000,- - 2 buah ukuran 10x10 m ( panggung &VVIP) - 2 buah ukuran 15x 20 m ( Guru &siswa) . Meja 10 buah Rp. 2.000.000,- Sewa Tempat Rp. 8.000.000,- Jumlah Rp.10.000.000,- Pemasukan Rp. 93.000.000,- Pengeluaran Rp. 66.655.000,- Gaji seluruh anggota Rp. 15.000.000,- Dan lain-lain Rp. 10.000.000,- - Sisa Rp. 1.345.000,- ( Catatan: Sisa dimasukkan ke kas osis. ) III. PENUTUP Demikian proposal kegiatan ini. Semoga dapat memenuhi harapan kita semua, kami sangat mengaharapkan dukungan dan partisipasi bapak dan ibu. Atas perhatian bapak dan ibu kami ucapkan terimakasih.
0 komentar:
Posting Komentar